Nyanyian Pemakaman
I
Dari syair mengiringi kehilangan
Hari itu
Dalam hati yang terusik sunyi
Dan aku mendengar suara-suara
Dari batu dan tanah
Yang mati
Mengapa mereka tak mengerti
Tidak membaca
Kedalaman kesedihan
Telah matikah naluri
Sampai terakhir
Diatas bumi ini
Nyanyian pemakaman pencuri
Hari itu lesu
II
Masih merajang
Amarahku pada batu dan tanah
Yang Mati jiwanya
Tumpukan tangan-tangan
Merenggut satu raga
Seorang pencuri
Ayam!
Suatu kebanggaan
Sampai nyanyian pemakaman
Bisa-bisanya lesu
Tanpa sebutir air mata
III
Jangan kau campurkan
Hidup dengan kematian
Sungguh jauh dari dunia
Berjalan keakhirat
Sedangkan matahari
Tak kuasa menerobosnya
IV
Aku termanggu dalam ruang
Semenjak pemakaman
Pikiranku menjalar dalam gelisah
V
Malam-malamku sepi
Semenjak pencuri itu pergi
Tanpa doa
Dari raga-raga
Yang sama
Dan aku semakin was-was
Menunggu waktu
Pencabutan
Yang menempatkanku
Di tempat abadi
Akankah aku di suguhi doa
Kelak aku mati?
Mungkin hanya sunyi
VI
Khusuk
Sama seperti pencuri
Bahkan lebih
Kalau saja mereka tau
Emas, perak dan mutiara
Telah kucopot
Dari mereka
Dan kujadikan
Pembungkus sajakku
VII
Malaikat dalam mimpiku:
Jangan kau hiraukan kematian
Tangan-tanganmu
Tak dapat menggapainya
Teruslah
Berjalan
Pada wujud yang ada
kau bukan binatang
disembelih
Bukan kayu
ditebang
kau adalah takdir
Yang megap-megap
Menerobos siang
Begitu halnya malam Ferdinaen Saragih (2008: Bandung).
Puisi Lainnya
No comments:
Post a Comment