Kata kritik sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni krites yang berarti hakim, krinein yang berarti menghakimi, criterion yang berarti dasar penghakiman. Di samping itu, pada abad IV sebelum Masehi, muncul istilah kritikos yang berarti hakim kesusastraan (Wellek, 1978:2; Hajana, 1981:1:Padopo, 1997:198). Akan tetapi, kata kritikos sempat mengalami perkembangan. seperti digambarkan Wellek (1963:23); Hardjana (1981:3-5) dalam sastra latin klasik.
Kritikos sempat diartikan penafsir naskah dan berbagai asal-usul kata. Pada masa Rainnasance, arti kata kritikos bertukar-tukar penggunaanya dengan gramaticus dan philosophicus yang semuanya mengacu pada makna orang-orang yang menekuni sastra pustaka lama.
Jika mengacu pada kata kritik, yakni krities berarti penghakiman, kritik sastra dapat diartikan sebagai penghakiman terhadap karya sastra. Hal ini sejalan dengan pengertian William Hendri Hudson (1955:360) yang menyamakan istilah kritik sastra sebagai penghakiman. Istilah penghakiman juga digunakan H.B. Jasin (Pradopo, 1997:199). Jasin mendefinisikan kritik sastra sebagai pertimbangan baik dan buruk suatu karya sastra, penerangan, dan penghakiman karya sastra. (Perkuliahan)
Sastra Lainnya
No comments:
Post a Comment