Konteks penuturan umpasa terdiri atas konteks situasi dan konteks budaya. Konteks situasi meliputi unsur waktu penuturan, tujuan penuturan, peralatan yang digunakan dan teknik penuturan. Konteks budaya meliputi unsur lokasi penuturan, penutur-audiens, latar sosial budaya, kondisi sosial ekonomi.
Waktu penuturan umpasa pernikahan I ini dituturkan saat seorang anak laki-laki ingin mencari pasangan hidupnya. Sedangkan waktu penuturan umpasa pernikahan II dan umpasa Pernikahan III ini dituturkan saat berlangsungnya acara adat pernikahan di Simalungun yang berjuan untuk memberikan doa restu kepada kedua mempelai yang sedang melangsungkan pernikahan.
Penuturan umpasa pernikahan I bertujuan agar anak tersebut tidak hanya melihat kecantikan dalam mencari pendamping hidupnya, namun sebaiknya anak tersebut lebih mengutamakan bagaimana tingkah laku calon pendamping (perempuan) yang akan dinikahinya. Sedangkan umpasa pernikahan II dan III berjuan untuk memberikan doa restu kepada kedua mempelai yang sedang melangsungkan pernikahan.
Teknik penuturan umpasa pernikahan ini dituturkan secara monolog. Ketika si penutur menuturkan umpasa tersebut, pendengar (audiens) tidak membalasnya dengan berumpasa. Sehingga tidak ditemukan adanya Berbalas umpasa, namun biasanya secara sepontan pendengar (audiens) mengamininya, dengan mengucapkan imma tutu (amin).
Kondisi sosial ekonomi masyarakat penutur yang peneliti teliti, yang peneliti lihat dari kemampuan ekonomi, maupun tingkat pendidikan digolongkan kedalam masyarakat menengah kebawah, namun sebagian besar golongan masyarakat kebawah. Masyarakat penutur mayoritas menopang hidupnya dengan mengolah kebun (bertani).
Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi
Artikel Terkait (Skripsi)
No comments:
Post a Comment