Pulang
aku tak ingat jalan pulang
menuju dini hari berembun basah
seonggok keintiman
yang kuciptakan bersama keindahan
dihidangkan cuma-cuma
menjadi sebuah mantra,
menaungiku dengan kahausan
sungguh tak kuingat lagi jalan pulang
dari sejauh waktu hingga sekarang
aku tidak lagi bertanya kabar ibunda
di seberang pulau
tapi ini sebuah keharusan
yang kupaksakan
menjadi keindahan dari sebuah kehampaan
yang selalu datang berulang
hanya saja tak kuagung-agungkan
menjadi realita dalam tangisan Ferdinaen Saragih (2009: Bandung).
Puisi Lainnya
No comments:
Post a Comment