Gila
dalam sendu
kupaksa bahagia
bersama butir nasi tanpa rasa
mengapa malam
tak tertawa juga?
mengikuti gerak bibir
yang kupaksa
untuk terbuka
malam semakin hampa saja
disaat kupaksakan lagi
untuk tertawa
mungkin ini sudahlah biasa
menjadi sebuah cerita duka
selamanya
sebelum kita menyebut
dunia terluka
Ferdinaen Saragih (2009: Desember).
Puisi Lainnya
No comments:
Post a Comment