Menurut Verhaar (Sudaryanto, 1994:13) tataran di dalam sintaksis adalah fungsi, kategori, dan peran. Fungsi atau fungsi-fungsi sintaksis adalah tataran yang pertama, tertinggi, dan yang paling abstrak, yakni seperti subjek, predikat, objek, dan lain sebagainya. Fungsi sifatnya relasional. Adanya fungsi yang satu tidak dapat dibayangkan tanpa hubungan dengan fungsi yang lain. Kita dapat menyatakan sesuatu fungsi itu P, misalnya, hanya dalam hubungannya antara lain dengan S atau O; demikian pula sebaliknya, kita dapat menyatakan sesuatu fungsi itu O atau S hanya dalam hubungannya dengan P. Dengan kata lain, bila dinyatakan secara negatif, demikian. Kita tidak dapat menyatakan sesuatu fungsi itu P tanpa dihubungkan antara lain dengan S atau O, dan tidak dapat menyatakan sesuatu fungsi itu O atau S tanpa hubungannya dengan P. Hubungan antar fungsi itu bersifat struktural. Dengan demikian fungsi-fungsi itu semata-mata organisasi kalimat formal yang linear.
Kategori atau kategori-kategori adalah tataran yang kedua dengan tingkat keabstrakan yang lebih rendah daripada fungsi, yakni seperti nomina atau kata benda, verba atau kata kerja, preposisi, konjungsi, ajektiva, kata bilangan atau sebagainya.
Peran atau peran-peran adalah tataran yang ketiga atau yang terendah tingkat keabstraksannya jika dibandingkan dengan kedua lainnya itu, yakni seperti agentif, objektif, benefaktif, instrumental, aktif, pasif, efentif, dan sebagainya (yang secara umum disebut pelaku, penderita, penerima, alat, tindakan, tanggapan atau pengalaman, pasif-keadaan dan sebagainya). Seperti halnya dalam fungsi, peran bersifat relasional dan struktural.
Istilah kalimat dalam puisi lisan berbeda dalam kalimat dalam puisi tertulis, keduanya mempunyai kontruksi yang berbeda. Perbedaan itu dilatari oleh cara berpikir dan cara berekspresi masyarakat pemakainya. Salah satu ciri puisi lisan menurut Brown dan George Yule (Badrun, 2003:25) adalah sintaksisnya yang kurang terstruktur. jika dibandingkan dengan bahasa tulis yaitu (1) kalimat bahasa lisan banyak yang tidak lengkap, sering hanya merupakan rangkaian frase, (2) bahasa lisan secara khas tidak banyak berisi subordinasi, dan (3) dalam wicara biasanya digunakan bentuk-bentuk deklaratif aktif.
Menurut W.P Ker (Badrun, 2003:24) Kalimat-kalimat itu ada yang berfungsi sebagai pernyataan inti dan ada pula yang berfungsi sebagai pernyataan penjelas. Urutan kalimat-kalimat dalam puisi lisan disusun dengan pola tertentu, ada yang dimulai dengan pertanyaan atau permintaan yang kemudian diikuti pernyataan, penjelas atau penjelasan. Pola-pola kalimat tersebut bergantung pada isi yang disajikan.
Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi
Artikel Terkait (Skripsi)
No comments:
Post a Comment