Friday, May 18, 2012

Coretan tentang Ibu

Kali ini saya akan mencoba menulis tulisan singkat tentang ibu. Sebelumnya, saya adalah seseorang yang sangat “gengsi” untuk menulis tentang kebaikan-kebaikan Ibu kepada saya, selain itu saya juga sangat sulit untuk membiasakan mengucapkan kata terimakasih kepada kebaikan dan kasih sayang yang secara terus-menerus diberikan Ibu kepada saya. jika berbicara tentang alasan dan sebab, saya sendiri juga tidak tau kenapa dan mengapa? Namun hal itu tidak penting buat saya, yang terpenting adalah bagaimana saya dapat terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut kepada Ibu saya.

Kemarin saya mendapatkan email dari sebuah komunitas dari luar negri yang saya ikuti, namun karena menggunakan bahasa Ingris saya tidak terlalu menghiraukan email tersebut, namun email tersebut berulang kali datang, sayapun jadi penasaran dengan isi email tersebut, kemudian saya klik Bahasa Indonesia yang memang sudah ada pada layanan gmail, dan secara otomatis email tersebut berubah menjadi bahasa Indonesia.

Dalam email tersebut berisi tentang ucapan tentang hari ibu. Sayapun jadi penasaran “kok hari Ibu? Emangya…..? tanpa berpikir lama, saya langsung cari di Om Google yang selalu menjawab pertanyaan saya dangen cepat, ternyata di beberapa Negara hari Ibu diperingati pada pekan kedua di bulan Mei.

Hari itu saya juga saya merenungkan kembali hal-hal yang telah diberikan oleh Ibu saya kepada saya. Sejak SMP saya memang sudah jauh dari Ibu saya, karena lokasi Seokolah saya tidak memungkinkan untuk pulang pergi dari rumah ke sekolah. Hal itu terus berlanjut hingga SMA, apalagi kuliah, jarak saya dengan Ibu semakin jauh.

Ibu saya sebenarnya adalah sosok yang super luar biasa sebagai seorang Ibu. Bayangin Ibu saya hanya seorang petani biasa, yang menggantungkan hidupnya dari hasil tani. Secara singkat dapat digambarkan bahwa dia harus setiap hari membanting tulang untuk memenuhi berbagai macam tuntutan anak-anaknya. Membiayai sekolah hingga sarjana dari hasil bertani saja, saya pikir itu sesuatu yang sulit. Jika saya menjadi Ibu saya, maka saya akan berkata “ Ya sudah, tamat SMA saja sudah syukur” tapi orangtua saja tidak setolol saya, bahkan Ayah saya pernah bilang, “Jangankan ladang atau rumah, kuali sekalipun saya jual untuk kebutuhan sekolah kalian.” Itulah perkataan dari seorang ayah paling hebat di dunia, seorang yang tidak pernah duduk di bangku SMP, namun memiliki cita-cita dan pandangan hidup yang luar biasa.

Buat saya, Ibu saya adalah seorang sosok yang penuh damai. Jika pada saat-saat saya jatuh, saya selalu bercerita kepada Ibu , dan setelah itu saya merasakan suatu energi baru. Begitu juga halnya jika saya punya masalah, saya juga selalu bercerita kepada Ibu. Yah, secara ringkas semua masalah atau kekacawan yang saya alami selalu saya ceritakan dan bebankan kepada Ibu saya. Bahkan tidak jarang saya menuntut sesuatu dari Ibu, dengan nada suara dan perkataan yang sebenarnya tidak pantas saya ucapkan kepadanya, namun hal itu tidak membuatnya marah dan benci kepada saya. Ibu saya tetap berusaha mendamaikan hati dan pikiran saya dan selalu berusaha memberikan apa yang saya inginkan. Begitulah hebatnya Ibu bagi saya.

Sebagai seorang anak, sampai saat ini, saya belum bisa menjadi anak yang dapat membanggakan Ibu dan Ayah saya, tapi saya akan terus berusaha. Berharap suatu saat saya bisa membuat Ibu dan Ayah saya bangga punya anak seperti saya. I love u mam, dan selamat hari Ibu juga kepada Ibu yang sudah berusaha menjadi Ibu yang baik kepada anak-anaknya. (Catatan dari seorang anak Ferdinaen Saragih).

No comments:

Post a Comment