Sunday, June 17, 2012

3 Alasan tidak MengIkuti Kontes SEO

Beberapakali Sigodang Pos mengikuti kontes seo, tentunya memberikan pelajaran dan pengalaman tentang SEO itu sendiri. Setelah mengkaji lebih jauh tentang kontes-kontes SEO yang sering diadakan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, saya mulai berpikir betapa bodohnya saya menghabiskan waktu saya hanya untuk mempromosikan dan mempopulerkan produk orang lain tanpa mendapatkan apa-apa. Jujur pemikiran ini memang berawal dari pengalaman-pengalaman saya mengikuti kontes SEO. Saya terus berpikir dalam benak saya “kenapa waktu yang terbuang sia-sia tersebut, tidak saya pergunakan untuk mengoptimalkan konten-konten yang bermanfaat untuk saya optimalkan.

Mungkin anda berpikir jika total hadiah 30 Juta dalam sebuah kontes SEO itu sangat besar? Ya, saya juga awalnya berpikir begitu. Namun setelah saya pikir-pikir, dari ratusan bahkan ribuan peserta lomba yang saling bersaing di search engine, dengan menghabiskan waktu dan menggunakan segala cara untuk berada di halama pertama mesin pencari, akhirnya yang menjadi pemenang hanya ada 3 pemenang dan kadang ada 1 pemenang tambahan. Peserta yang tidak masuk kedalam 3 urutan pertama tersebut tidak mendapatkan apa-apa, bahkan tanda kepesertaan juga hilang setelah kontes SEO usai, namun Artikel kontes tetap tertanam di web atau blog kita? Dari hal ini saja, saya mulai berpikir bahwa hal ini tidak adil.

Mungkin anda akan menyangkal bahwa ini adalah lomba, yang sewajarnya ada pemenang dan ada yang kalah. Baiklah, saya akan menjelaskan beberapa faktor, kenapa saya bisa berkata demikian. Ada 3 alasan yang membuat saya sudah tidak berkeinginan lagi mengikuti kontes SEO.

Pertama, Total hadiah sangat kecil. Coba anda bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan jika mereka mengiklankan sebuah produk di media cetak maupun elektronik selama berbulan-bulan? Mungkin bisa mencapai ratusan juta, bahkan milyaran, itupun hanya bersifat sementara, namun dengan kontes SEO mereka akan mendapatkan kepopuleran dalam kurun waktu yang cukup lama, dengan link-link dofollow, dan juga artikel-artikel review tentang produk yang bersifat positif.

Kedua, kurangnya keseriusan panitia kontes SEO. Dari pengalaman saya, banyak hal-hal yang menggambarkan ketidakseriusan panitia kontes SEO. Misalnya tidak adanya wadah untuk Tanya-jawab, web panitia yang tidak jelas (sering off), tidak adanya control terhadap peserta (maksudnya artikel yang tidak berhubungan dengan kontes, terdaftar di daftar peserta).

Ketiga, tidak adanya batasan pendaftaran. Di jaman Google Pinguin, biasanya artikel yang baru up-date akan menduduki peringkat teratas, kejadian seperti ini bisa saja bertahan selama 1-3 hari. Hal ini juga menurut saya tidak adil, bayangkan saja jika seseorang yang sudah berjuang mati-matian selama kurun waktu tertentu (selama kontes) ternyata harus kalah dengan artikel baru. Ya setidaknya jika sebuah kontes SEO berlangsung selama 3 bulan, sebaiknya pendaftaran peserta sudah ditutup di bulan pertama, tetapi yang selama ini saya lihat, panitia hanya berambisi bagaimana agar kontes tersebut diikuti banyak peserta tanpa memikirkan peserta terdahulu. Demikian opini Sigodang Pos tentang mirisnya kontes SEO di Indonesia. Mudah-mudahan bermanfaat buat perkembangan kontes SEO untuk kedepannya.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment