Kenapa Harus mengukur Kalibrasi kiblat ?
Negara kita (Indonesia) merupakan daerah yang seringkali terjadi gempa. Adanya tumbukan lempeng yang bergerak, yang pada akhirnya dapat mengubah arah kiblat yaitu arah posisi kita berpijak dengan kabah di Mekah.
Masih ingat gempa di Chili 2010 yang demikian hebat? Atau Gempa di Aceh beberapa tahun lalu? oleh beberapa pihak diprediksi telah mengubah arah kiblat. Apakah memang demikian? Sebentar lagi pada tanggal 27 Mei 2012 Jam 16.18 WIB atau 16 Juli 2012 (tingkat keakuratan : bisa 5 menit sebelum atau sesudahnya masih akurat).
Kenapa kita bisa meng-Kalibrasi kiblat pada tanggal demikian? Karena pada saat itu terjadi peristiwa “Istiwa A'dhom” (Matahari di atas Ka’bah), yang sangat bermanfaat untuk menentukan ataupun mencocokkan arah Kiblat yang akurat dengan cara sederhana.
Dalam ilmu Falaq (astronomi), peristiwa itu dikenal dengan ‘Yaumu Rashdil Qiblah’ (Qiblat Day, hari untuk mencocokkan arah Kiblat), karena matahari tepat berada di atas Ka’bah. Ka’bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT, dalam setahun akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A’dhom (Matahari di atas Ka’bah).
Tercatat dua kali kejadian di tahun 2012 yakni Berdasarkan data Falaqiyah Kementerian Agama (Kemenag), Majelis Ulama Indonesia (MUI), PP Muhammadiyah dan PB Nadhlatul Ulama, Yaumu Rashdil-Qiblah tahun 2011, yaitu Ahad 27 Mei 2012 pukul 16:18 WIB dan Senin 16 Juli 2012 pukul 16:27 WIB.
Bagaimana Cara kalibrasi kiblat ?
Wah Karena sebentar lagi saat yang tepat untuk kalibrasi kiblat, kurang lengkap jika tidak tahu cara kalibrasi kiblat, caranya cukup mudah dan sederhana, ikutilah cara kalibrasi kiblat di bawah ini :
- Sediakanlah tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
- Pasang tongkat secara tegak atau pasang benang lengkap dengan bandul dan penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
- Jika telah tiba saat Istiwa A’dhom, amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Pada bayangan tersebut, berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah Kiblat yang sebenarnya
- dapat pula kita melukiskan bayangan tersebut di atas kertas, lalu kita cocokkan arah mata anginnya dengan kompas.
Di jaman yang serba internet dan di penuhi teknologi ini ternyata ada cara modern untuk kalibrasi kiblat.
Cara modern kalibrasi kiblat yang lebih teliti dan bisa digunakan dimana saja di muka bumi, adalah dengan menggunakan Google Map/Google Earth, atau program yang memanfaatkan Google Map, seperti yang bisa dicoba secara online melalui : qiblalocator.com.
Pada program ini, untuk mengetahui arah kiblat, tinggal geser saja cakupan peta yang ditunjukkan (bisa dipilih: map, satellite, hybrid, terrain, atau earth), dan jika perlu di perbesar, sampai terlihat bangunan tempat kita tinggal/bekerja/melakukan aktivitas.
Jika Arah Kiblat telah berubah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meralat fatwa bahwa arah kiblat tidak ke arah barat, namun ke arah barat laut. Ini hasil dari kalibrasi kiblat pada tahun 2010 lalu, Secara otomatis konsekuensi tentang arah kiblat kita minta kepada masyarakat Muslim pengurus masjid menera ulang melalukan Ijtihad sederhana menentukan arah kiblat. Yang paling penting seandainya arah Masjid kurang pas, tidak serta merta membongkar masjid, tinggal geser saja sajadahnya.
Itulah bahasan tentang kalibrasi kiblat: saat arah kiblat diatur ulang, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua (Iqbal Maulana).
Artikel Terkait: Kalibrasi Syarat Penting dalam Dunia Industri.
No comments:
Post a Comment